Bupati Majene H Kalma Katta memerintahkan pengelola Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Majene mengevaluasi hasil kelulusan siswa. Pengelola sekolah, tegasnya, harus memperbanyak kiat agar siswa dapat menyerap mata pelajaran dengan baik. Dia berharap pada 2012, SMKN 1 Majene tidak lagi menjadi sekolah yang paling tinggi persentase nilai ketidaklulusannya.“ Saya lihat mata pe-lajaran matematika yang paling banyak tidak lulus.
Jadi ini harus dicari penyebabnya dan di mana letak kelemahan siswa menerima pelajaran matematika,” ungkap dia saat dimintai tanggapan terkait buruknya persentase kelulusan di SMKN 1 Majene. Sebanyak 22 siswa dari 63 siswa peserta ujian nasional (UN) SMA sederajat 2011 di SMKN 1 Majene dinyatakan tidak lulus. Jumlah siswa tidak lulus UN di SMKN ini merupakan terbesar se-Sulbar.
Besarnya jumlah siswa tidak lulus di SMKN 1 Majene ini cukup mengejutkan. Sekolah itu berstatus rintisan standar internasional yang tentu memiliki jumlah guru dan sarana prasarana memadai. SMKN 1 Majene bahkan meraih sertifikat ISO 9001:2008. Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Disdik Majene Mithhar Thala Ali mengungkapkan, salah satu penentu kelulusan siswa,yakni nilai ujian sekolah ditambah hasil UN.
Nilai ujian sekolah memiliki andil 40%, sedangkan UN 60%. “Jadi, salah dalam menentukan nilai akhir sekolah berakibat fatal terhadap kelulusan. Hal ini bisa saja kondisi yang dialami SMK Negeri 1 Majene. Selain itu, siswa SMKN 1 Majene memang memiliki nilai akademik di bawah standar,” paparnya.
Dinas Pendidikan (Disdik) Majene sempat menemukan sekolah yang keliru dalam menentukan nilai akhir siswa yang akan dikirim ke Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas). Kekeliruan itu ditemukan di salah satu madrasah aliyah (MA) di Majene. Namun beruntung, kekeliruan cepat ditemukan dan diperbaiki sehingga tak banyak siswa MA tersebut yang tidak lulus.
“Kebetulan kami temukan kekeliruan itu. Sekolah hanya memasukkan nilai ujian akhir. Padahal seharusnya diakumulasi dengan nilai semester dan tugas-tugas yang diberikan kepada siswa.Tetapi,nilai itu masih sempat diperbaiki sebelum dikirim ke Kemendiknas, ”kata Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Disdik Majene Mithhar Thala Ali.
Kendati terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan anjloknya kelulusan di SMKN 1 Majene, mantan Kepala SMK Negeri 2 Majene ini meminta pengelola sekolah rintisan berstandar internasional (RSBI) tersebut meningkatkan kreativitas dan memperbanyak inovasi untuk menggenjot mutu nilai akademik siswa.
“Bagaimanapun bantuan yang diberikan, baik oleh pemerintah kabupaten, provinsi, maupun pusat, kalau pengelola di sekolah itu kurang inovatif, akan tetap seperti itu.Inovasi dan kreativitas merekrut siswa juga sangat dibutuhkan.Pasalnya, mendidik siswa yang memiliki kemampuan di bawah standar cukup sulit dibanding yang nilai akademiknya bagus,”tandasnya.
Disinggung tentang sekolah yang kekurangan guru, tapi mencapai kelulusan 100%, menurut Mithhar,itu bisa saja terjadi jika pengelola di sekolah memiliki kreativitas. “Misalnya menjelang UN, pengelola sekolah meminta bantuan guru dari luar untuk memberikan les atau pengayaan.
Mereka kan mendapatkan dana untuk itu termasuk SMKN 1 Majene,”ujar dia. Sementara itu,Kepala SMK Negeri 1 Majene Haswin Tambaru menegaskan, kelulusan yang dicapai siswanya sudah merupakan hasil upaya maksimal. Demikian catatan online anabp86 yang berjudul Bupati Majene H Kalma Katta.