Selasa, 12 Juli 2011

Pada era globalisasi

Pada era globalisasi, persaingan dalam segala bidang, termasuk dalam dunia kerja, semakin ketat sehingga diperlukan strategi jitu untuk memenangkannya. Salah satunya adalah dengan mengembangkan sikap kreatif dan inovatif disertai karakter yang baik oleh institusi pendidikan.
Masuk ke dunia luar tidak cukup hanya dengan "hard skill".

Demikian diungkapkan Rektor Universitas Bina Nusantara Prof Harjanto Prabowo dalam diskusi "Strategi Memenangkan Persaingan Global dalam Dunia Kerja" di kampus Binus, Selasa (12/7/2011). Menurut dia, pembentukan sikap kreatif, inovatif, dan karakter seseorang sangat dipengaruhi banyak faktor, di antaranya lingkungan, keluarga, serta pendidikan.

Harjanto mengatakan, saat ini pemerintah Indonesia pun mulai berupaya memperbaiki kualitas pendidikan dengan berbagai cara, seperti pendidikan gratis untuk enam tahun masa pendidikan dasar, peningkatan gaji guru, serta pemberian bantuan biaya operasional sekolah.

Namun, upaya tersebut masih perlu ditingkatkan mengingat kualitas pendidikan di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal itu dapat dilihat dari data peringkat Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index), UNESCO, Indonesia menempati urutan ke-111 dari 172 negara (2011), ke-109 (1999), dan ke-99 (1997).

"Perlu upaya yang sungguh-sungguh dari pemerintah dan swasta dalam sistem pendidikan. Karena kami tidak hanya akan mencetak manusia-manusia pintar, tetapi juga manusia yang memiliki karakter yang baik, inovatif, dan kreatif sehingga mampu bersaing dengan negara lainnya," ujar Harjanto.

"Prestasi akademik yang gemilang dan tingkat intelektual yang tinggi tanpa disertai karakter yang baik tidak menjamin manusia tersebut berhasil di tengah masyarakat," katanya.

Melihat urgensi tersebut, lanjut Harjanto, Binus sejak enam tahun lalu berusaha fokus terhadap terhadap pendidikan karakter. Binus memasukkan pendidikan karakter ke dalam mata kuliah yang diterapkan dalam 26 program studi. Selain masuk ke dalam kurikulum, pendidikan karakter juga diterapkan dalam program corporate social responsibility (CSR) melalui Teach for Indonesia (TFI).

"Program ini juga melibatkan para mahasiswa dari berbagai program untuk menjadi sukarelawan dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan," tuturnya.

Saat ini, TFI sudah bekerja sama dengan beberapa institusi dan terbuka bagi masyarakat dan institusi yang ingin ikut serta dalam berbagai kegiatan. Harjanto mengatakan, selama ini pembentukan karakter yang diterapkan di seluruh program studi tersebut meliputi employability skill yang termasuk di dalamnya tentang religi, serta entrepreneur skill dan nasionalisme.

"Masuk ke dunia luar tidak cukup hanya dengan hard skill. Kami menyadari, persaingan dalam segala bidang semakin ketat dan untuk dapat memenangkannya perlu mengembangkan sikap kreatif dan inovatif disertai dengan karakter yang baik," kata Harjanto. Demikian catatan online anabp86 yang berjudul Pada era globalisasi.