Selasa, 26 April 2011

Wakil

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Alex SW Retraubun mengkritik pertumbuhan perekonomian Provinsi Sulsel yang dianggap belum bisa mengurangi serta menurunkan angka kemiskinan di daerah ini. Alex menuturkan, dengan angka pertumbuhan ekonomi Sulsel yang mencapai 8,18% di 2010 yang dianggap di atas pertumbuhanekonominasional, harusnya bisa diimbangi dengan penurunan angka kemiskinan.

Saya sedikit alergi dengan angka pertumbuhan ekonomi yang disebutkan (Wagub Agus Arifin Nu’mang) tadi.” ”Itu sebenarnya bagus untuk industri, tapi angka kemiskinan juga masih tinggi. Saya harapkan kemiskinan juga bisa dikurangi,” ungkapnya di Makassar,kemarin. Hal ini dilontarkan mantan Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Departemen Kelautan dan Perikanan RI saat menghadiri kegiatan forum komunikasi lintas sektor Kementerian Perindustrian yang bekerjasama dengan Pemprov Sulsel di Hotel Imperial Aryaduta, kemarin.

Dia mengatakan, pemerintah daerah harus menggunakan ekonomi yang berbasis kerakyatan untuk bisa menekan semakin tingginya angka kemiskinan. Bukan sebaliknya, dengan memberlakukan teknologi canggih untuk menghadirkan industri besar. Sebelumnya, dalam sambutannya kemarin, Wagub Sulsel Agus Arifin Nu’mang menyebutkan, salah satu agenda pembangunan daerah ini ke depan adalah mewujudkan keunggulan lokal untuk memicu laju pertumbuhan perekonomian. Oleh karena itu, Wagub meminta kepada seluruh sektor untuk menghasilkan suatu rumusan yang dianggap aplikabel dalam mendorong percepatan pertumbuhan di sektor industri.

Mantan Ketua DPRD Sulsel ini juga melansir indikator makro ekonomi Sulsel selama tiga tahun terakhir berdasarkan data Biro Statistik menunjukkan tren yang menggembirakan. “Tahun 2010, Sulsel memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 8,18% di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Sedangkan tingkat inflasi sebesar 6,56% di bawah inflasi secara nasional,” kata Agus yang saat itu mewakili Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo. Dia menambahkan, sektor industri di daerah ini memiliki pertumbuhan 6,16% dengan share terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 12,30%.

Sedangkan sektor pertanian memberika kontribusi terbesar yakni mencapai 25,77%. Agus Arifin Nu’mang juga membeberkan jumlah industri sebanyak 63.648 unit di tahun lalu, dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 286.416 orang. “Kelompok industri kecil dan menengah mendominasi keberadaan perusahaan industri di Sulsel,sehingga unsur pemerataan dan penciptaan lapangan kerja lebih dominan dibandingkan peran pertumbuhannya,” kata wagub. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) Makassar memprediksi perekonomian Sulsel tahun ini membaik. Indikatornya bisa dilihat dari sisi permintaan maupun sisi sektoral.

Pemimpin BI Makassar Lambok Antonius Siahaan mengatakan dari segi permintaan, diperkirakan investasi di Sulsel tahun ini bakal meningkat. Hal ini terlihat akan adanya proyek multi years dengan skala besar. Indikator lainnya adalah, harga komoditas nikel diperkirakan juga meningkat.

Peningkatan harga ini pada akhirnya akan mendongkrak peningkatan ekspor komoditas andalan Sulsel ini. Selain itu, di tahun ini akan terjadi peningkatan konsumsi di masyarakat. Kondisi ini, kata Lambok, menandakan perekonomian bergerak arah tren yang positif. Sedangkan dari sisi sektoral, kata dia, industri pengolahan terus meningkat. Seiring dengan ekspansi usaha yang didorong oleh peningkatan permintaan. Demikian catatan online anabp86 tentang Wakil.